Jakarta –
Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perceptions Index (CPI) Indonesia turun pada 2022. KPK menilai hal ini merupakan ironi.
“Karena apa? Ini yang penting, Pak, IPK kita indeks persepsi korupsi yang saat ini terjun bebas dari 38 menjadi 34 ini tentu menjadi kerisauan dan ironi kita semua dan ini juga menunjukkan bahwa kerja kerja kita semua tidak bisa hanya dari hilir,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam sambutan di Forum Tindak Lanjut Jaga Pelabuhan di gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2023).
Ghufron menilai menangkap koruptor saja tak cukup. Dia mengatakan perlu ada perbaikan sistem demi mencegah korupsi berulang.
“Nggak cukup, Pak, ditangkapi, ditangkapi, ditangkapi, tapi sistemnya tidak ada pembenahan, komitmennya tidak ada pembenahan, integritasnya tidak ada pembenahan. Maka yang selalu dikatakan teman-teman yang ketangkap hanya yang apes. Tapi sistemnya tetap jelek,” ujarnya.
Dia mengatakan perbaikan sistem memerlukan keinginan dan kerja bersama. Menurutnya, penangkapan koruptor bukan tujuan pemberantasan korupsi.
“Kemauan kita memperbaiki sistem itu sesungguhnya adalah orientasi kita agar apa? Korupsi ditangkap itu bukan tujuan, tapi yang terbaik adalah layanan negara bagi rakyat. Kalau sudah hadir negara melayani maka tidak korup,” ujarnya.
Dia kemudian berbicara soal kebiasaan buruk dalam layanan publik, yakni ‘amplop’ sebagai pelicin. Dia mengatakan ada regulasi yang membuat perizinan baru lancar jika ada ‘amplop’.
“Kalau saat ini yang terjadi bahwa mejaku harus dilalui, dan setiap dilalui harus ‘assalamualaikum’, keluar ‘wassalamulaikumnya’ ada amplop, maka 16 meja, meja itu yang memang ada regulasinya tidak bisa dilalui begitu saja tanpa keluar dengan amplop. Kalau begini yang terjadi, Pak, maka mau ditangkapi hanya yang apes saja, ditangkapi apes aja,” jelasnya.
Ghufron mengatakan perbaikan sistem harus dilakukan. Dia juga menegaskan perlu ada komitmen kuat untuk pemberantasan korupsi.
“Maka perbaikan sistem seperti ini yang disampaikan Pak Pahala itu sesungguhnya bukan hanya merubah sistem, tapi juga merubah komitmen yang semula meja saya harus dilalui sekarang berubah menjadi layanan saya kepada Anda,” ujarnya.
(haf/haf)