Jakarta –
Ridwan Kamil telah mengakhiri masa jabatannya memimpin Provinsi Jawa Barat. Dalam waktu 5 tahun, banyak hal yang diraih oleh politisi Partai Golkar itu.
Kang Emil, sapaan akrabnya, awalnya bercerita bahwa dirinya dan Wagub Uu Ruzhanul Ulum merupakan dwitunggal. Hal ini yang katanya menjadi salah satu kunci kesuksesan mereka membawa Jawa Barat menjadi maju.
“Ya kalau dari perspektif saya kita ini dwitunggal, jadi bukan soal ini ban utama atau ban serep, kadang-kadang sering dipersepsikan, kita ini dwitunggal. Di mana Pak UU hadir di sebuah acara ya beliau adalah pimpinan Jawa Barat, mewakili pikiran-pikiran saya, mewakili semua program-program, itu satu,” kata Kang Emil dalam program Blak-blakan detikcom Selasa, (5/9).
Ridwan Kamil juga menyebut dirinya juga kerap memberikan kekuasaan lebih kepada Uu. Dia juga menegaskan dirinya tak pernah ada konflik pribadi dengan sang wagub.
“Saya mengambil contoh dua hal, satu menghormati pemimpin lama, yang sering juga oleh pemimpin-pemimpin baru di berbagai level suka dilupakan. Saya selalu menyebut nama Pak Heryawan. Karena saya hanya melanjutkan dengan lompatan mungkin lebih seperti apa tapi intinya tidak mungkin saya berada di sebuah titik tanpa kerja-kerja oleh pemimpin sebelumnya,” ujarnya.
“Kedua, saya punya wakil yang saya beri ruang seluas-luasnya, dari mulai anggaran, eksekusi, disposisi, dan Pak Uu juga pandai memahami bahwa posisi sebagai wakil itu juga ada batas-batasnya, tapi saya beri seluas-luasnya jika memungkinkan. Dan itulah kunci jadi kelogowo-an gubernurnya dan ketahu dirian wakil gubernurnya matching. Makanya di Jawa Barat dari hari pertama sampai hari terakhir ini kami memang tidak diada-ada kami nggak ada konflik pribadi, nggak ada isu khusus, happy-happy aja,” tambahnya.
Selanjutnya, Kang Emil juga menceritakan beberapa capaiannya saat memimpin Jabar. Salah satunya yang ia banggakan adalah Jabar menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan paling rendah di Indonesia.
“Banyak sekali ya (capaiannya), jadi nggak bisa hanya satu, saya sebutkan 10 aja lah ya dengan cepat. Satu, merasa bahagia karena dalam 4 tahun kami meng-nolkan 1.000 desa miskin, makanya kami dapat penghargaan lencana dari Pak Presiden, itu kebanggaan saya terbesar. Dulu kami diwariskan 1.000 desa miskin, 4 tahun nol oleh desa digital, oleh gerbang desa dan sebagainya,” katanya.
Ditambah saat pandemi Covid, Ridwan Kamil mengatakan Jabar saat itu juga menjadi ekonomi paling tinggi. Lalu juga disebutnya, birokrasi di Pemprov Jabar adalah yang terbaik dibadingkan kementerian maupun lembaga lainnya.
“Kedua tingkat kemiskinan kita salah satu yang terendah di Indonesia. Kemudian ekonomi kita paling juara, lebih tinggi dari nasional, tertinggi di pulau Jawa, Investasi juga tertinggi, tadi kemiskinan juga dengan penduduk besar rendah, gitu. Kemudian dari pertanian kita surplus, dari sisi lingkungan kita terbaik pengelolaan manajemen lingkungan hidup, dari sisi kondusivitas kita tinggi 87,5, dan yang paling membanggakan kinerja birokrasi Pemprov Jawa Barat terbaik se-Indonesia, mengalahkan kementerian dan ratusan pemerintah daerah. Bahkan pemerintah Filipina bulan ini sedang belajar ke Jawa Barat lah kira-kira,” ujarya.
Tak lupa, Masjid Al-Jabbar juga salah satu yang ia banggakan. Dia bangga karena Jabar akhirnya memiliki masjid raya dan memiliki konstruksi bangunan yang rumit dan kompleks.
“Dan puncaknya adalah saya menghadirkan yang namanya masjid Al Jabbar, itu bangunan terumit, terkompleks dan selesai di zaman kami kira-kira begitu. Karena Jawa Barat 78 tahun nggak punya masjid raya, nebeng ke Masjid Agung Bandung. Iya (punya kota), harusnya Masjid Agung Bandung dihapus namanya jadi Masjid Raya Kota Bandung, Jawa Barat, kan nggak sesuai proporsinya,” katanya.
Mau tahu cerita selengkapnya? Tonton dan dengarkan wawancara lengkapnya di Blak-blakan hari ini, hanya di detikcom.
(shw/shw)