Uwais Al-Qarni, seorang tabi’in terkenal, menjadi teladan kezuhudan dan ketaatannya kepada Allah SWT. Hidupnya di Yaman pada masa tabi’in, Uwais tidak pernah berkesempatan bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW, namun cintanya kepada Rasulullah sangat mendalam. Setiap malam, Uwais bersujud dalam doanya yang penuh kerinduan, memohon agar dapat bertemu dengan kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW. “Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasih-Mu, Muhammad SAW,” begitulah doanya yang diulanginya tanpa henti.
Uwais tetap konsisten dan penuh keyakinan dalam berdoa, tidak putus asa meskipun bertahun-tahun doanya belum terkabul. Suatu malam, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam mimpi bertemu dengan seorang pemuda bersinar. Pemuda itu adalah Uwais Al-Qarni, yang setia berdoa memohon pertemuan dengan Rasulullah. Nabi Muhammad SAW bersabda kepada para sahabatnya bahwa Uwais adalah orang yang sangat dicintai oleh Allah di muka bumi.
Para sahabat berangkat ke Yaman dan memberitahu Uwais tentang pesan Nabi. Dengan hati gembira, Uwais berangkat menuju Madinah untuk bertemu dengan Rasulullah. Namun, ketika hampir tiba di Madinah, Uwais mendapat kabar bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat. Meskipun sedih dan kecewa, Uwais tetap bersyukur karena doanya telah dikabulkan.
Kisah Uwais mengingatkan kita tentang pentingnya konsistensi dalam berdoa. Hikmah dari kisah ini mengajarkan bahwa Allah senantiasa mendengarkan doa hamba-Nya yang tulus dan beriman. Hadis yang mengatakan, “Barangsiapa yang berdoa dengan istiqamah, niscaya Allah akan mengabulkannya,” menjadi penegas bahwa konsistensi dalam berdoa membawa hasil positif. Mari terus mengambil pelajaran dari kisah Uwais Al-Qarni, terus bersyukur, dan berdoa dengan keyakinan yang teguh kepada Allah SWT.
Yudha Adyaksa – @yudhady28