Foto: NASA.
NEW YORK – Gerhana Matahari total pekan depan menimbulkan masalah bagi Departemen Pemasyarakatan Negara Bagian New York, Amerika Serikat (AS). Pasalnya, sejumlah narapidana yang ditahan di penjara dan lembaga pemasyarakatan di New York berusaha menuntut departemen tersebut atas keputusannya untuk mengurung semua narapidana di dalam ruangan selama gerhana matahari total pada 8 April.
Menjelang gerhana, Jeremy Zielinski, seorang tahanan yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Woodbourne, diberikan izin untuk melihat gerhana, setelah ia berpendapat bahwa peristiwa tersebut penting bagi ateis seperti dirinya. Selain itu, negara bagian juga akan membekalinya dengan kacamata agar bisa menyaksikan gerhana dengan aman.
Ketika orang lain mengetahui hal ini, mereka juga ingin menyaksikannya. Namun harapan itu pupus setelah departemen pemasyarakatan negara bagian memerintahkan penutupan seluruh sistem selama tiga jam setelah gerhana matahari total.
Menurut Departemen Pemasyarakatan dan Pengawasan Komunitas (DOCCS) di New York, dari pukul 14.00 hingga 17.00, para narapidana akan tetap dikurung di dalam unit penahanan mereka, alih-alih diizinkan berada di luar ruangan untuk waktu rekreasi seperti biasa. Departemen mengatakan keputusan ini diambil karena mempertimbangkan keselamatan bagi staf, pengunjung, dan para narapidana, demikian dilansir IFL Science.
Kini, beberapa tahanan – termasuk seorang ateis, seorang Muslim, dan seorang Baptis – menggugat departemen tersebut, dengan alasan bahwa keputusan tersebut melanggar hak mereka yang dilindungi konstitusi untuk menjalankan keyakinan mereka. Gugatan tersebut, yang diajukan pada Jumat, (29/3/2024) berargumen bahwa gerhana adalah peristiwa keagamaan yang penting, mengutip ayat-ayat Alkitab yang menggambarkan fenomena serupa dengan gerhana pada penyaliban Yesus.