Jakarta

    Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini buka suara soal masih adanya lansia di Kabupaten Aceh Utara yang takut mengikuti operasi katarak gratis yang digelar Kementerian Sosial (Kemensos). Risma meminta para lansia menghilangkan perasaan takutnya tersebut.

    Hal itu disampaikan Risma saat menghadiri puncak peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2024 di Kabupaten Aceh Utara, Rabu (29/5/2024). Dia mengatakan operasi katarak tidak menyebabkan rasa sakit.

    “Jadi bapak-ibu silakan ya nggak usah takut itu nggak kerasa. Sedikit aja sakit kayak digigit semut gitu ya nggak usah takut. Itu namanya bukan operasi, Itu namanya membersihkan saja,” kata Risma.


    ADVERTISEMENT


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Risma mengatakan para lansia yang ikut operasi katarak gratis Kemensos juga masih bisa melakukan aktivitas setelah menjalani operasi. Dia berharap lansia yang menderita katarak segera dioperasi agar tidak berujung kebutaan.

    “Soalnya kalau terlambat nanti bisa buta kalau buta Itu tergantung pada orang lain. Nggak enak loh Bu ya kan harus ke kamar mandi diminta dituntun Ya kan? Betul? Nah jadi nggak apa-apa sakit sedikit,” ujar Risma.

    Kasus Lansia Takut Ikut Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

    Kemensos mengatakan masih banyak lansia di Kabupaten Aceh Utara yang takut mengikuti operasi katarak gratis. Para lansia ini mengaku takut operasinya berakhir gagal.

    Penyuluh Sosial Kemensos, Feri Afrianto, awalnya menjelaskan tahapan kegiatan bantuan operasi katarak gratis bagi lansia di Aceh Utara. Di awal pendaftaran, ada 2.018 warga termasuk nonlansia yang mendaftar di 32 puskesmas wilayah Aceh Utara.

    “Di proses screening itu ada screening gula, tensi sama kolesterol jumlahnya ada 2018 pasien lansia dan bukan lansia. Hasil screening itu ada 836 yg dinyatakan memenuhi syarat dari dokter umum,” kata Feri di RSUD Cut Meutia, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (28/5).

    Para lansia itu lalu menjalani tahapan pemeriksaan biometri untuk memastikan penyakit yang diderita merupakan katarak. Hasil pemeriksaan oleh dokter mata itu menyisakan 635 lansia.

    Feri mengatakan dari proses mengecurut ke 635 lansia, ternyata banyak lansia yang sengaja tidak hadir dalam pemeriksaan di dokter mata. Mereka rata-rata takut akan proses operasi yang dijalani.

    “Jadi dari hasil screening dokter mata yang datang operasi itu 635 dan yang datang juga banyak yang tidak hadir karena takut. Ada beberapa orang yang pernah operasi terus gagal sehingga banyak isu di masyarakat takutnya operasi gagal,” ujar Feri.

    Dia mengatakan dari 635 lansia itu akhirnya mengerucut menjadi 399 orang yang akan menjalani operasi. Kegiatan operasi dibagi dua hari mulai hari ini sampai Rabu (29/5) besok.

    Menurut Feri, masih banyak lansia yang takut operasi katarak akibat adanya warga yang mengaku gagal saat mengikuti operasi secara mandiri. Selain itu, anggapan operasi katarak menyeramkan menjadi alasan lansia mengurungkan niatnya untuk operasi.

    “Jadi pandangan masyarakat operasi itu seperti sesuatu yang menakutkan ada potongan pisau, ada darah lalu dokter-dokternya dianggap tidak profesional mungkin ada pandangan seperti itu,” kata Feri.

    Dia menjelaskan, pihak Kemensos telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan kecamatan di Aceh Utara untuk melakukan sosialisasi perihal kegiatan operasi. Feri juga mengatakan Kemensos telah berpengalaman melakukan ribuan operasi katarak di Indonesia tanpa pernah adanya kasus yang gagal.

    “Kami sampaikan kepada seluruh unsur kecamatan, dari para kepala desa bahwa kami Kementerian Sosial itu sudah dua tahun bantu operasi, sudah lebih dari 7.000 lansia kita bantu operasi dan zero accident,” ujar Feri.

    “Jadi tidak ada satu pun lansia yang sudah dioperasi lalu mengalami insiden matanya dia tidak bisa melihat. Jadi kami yakinkan ini zero accident dan semua masyarakat bisa melibat lebih baik walau tidak 100% normal,” sambungnya.

    (ygs/zap)



    Source link

    Share.