KANKER kolon dan rectum, mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat umum. Kanker jenis ini merupakan kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) bagian bawah yang terhubung ke rektum (anus). Kanker kolorektal sendiri punya nama lain, yaitu kanker rektum atau kanker kolon, hal itu tergantung pada lokasi munculnya.
Melalui edukasi secara virtual, Deteksi Dini Kanker Kolon dan Regnum, yang disampaikan dr.Yossi Andila,M,Ked(Surg),SpB,Supsp,BD(K), dijelaskan secara rinci terkait gejala, faktor resiko serta cara penanganan yang efektif.
Dokter Yossi Andila mengatakan deteksi dini yang paling mudah, awal dan praktis yang dapat dilakukan adalah colok dubur. Lalu kemudian pemeriksaan feses atau tinja.
“Gejala kanker kolorektal tergantung pada ukuran dan lokasinya. Sebagian gejala umum yang dialami yaitu perubahan pada kebiasaan buang air besar, perubahan konsistensi tinja. Adanya darah dalam tinja dan perut yang terasa selalu tidak nyaman dalam kurun waktu minimal enam minggu terus menerus,” tutur Yossi Andila.
Menurut Yossi, faktor risiko yang dapat diubah yaitu melalui konsumsi daging merah dan daging olahan. Adapun diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik hingga konsumsi rokok atau paparan asap rokok sekaligus konsumsi alkohol penyebab utama timbulnya kanker ini.
Deteksi dan Penanganan
Pemeriksaan feses merupakan cara umum dilakukan dan meliputi beberapa pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan FIT atau FIT-DNA. Metode yang satu ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa pemeriksaan guna mendeteksi adanya perubahan DNA pada feses yang tidak bisa dilihat hanya dengan menggunakan mikroskop.
“Pemeriksaan darah samar atau fecal occult blood test (FOBT). “Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan darah yang terdapat pada feses,” tutur Yossi Andila, dalam siaran pers yang diterima Okezone, Minggu (3/3/2024)
Adapun pemeriksaan ini terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Fetal immunochemical test (FIT)
Pemeriksaan yang dilakukan dengan mencampurkan feses dengan cairan khusus ke dalam mesin yang mengandung antibodi guna memeriksa adanya kandungan darah pada feses.
2. Guaiac FOBT
Pemeriksaan yang dilakukan dengan menempatkan feses pada kartu khusus yang diberi bahan kimia. Jika feses positif mengandung darah, kartu akan berubah warna.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya