Pelarian buronan nomor 1 di Thailand, Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod berakhir sudah. Napi kasus pembunuhan itu ditangkap di Indonesia setelah 7 bulan melarikan diri.
Penangkapan Chaowalit ini dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Srettha Thavisin mengkonfirmasi penangkapan tersebut menyusul pengarahan dari Menteri Kehakiman Tawee Sodsong di Gedung Pemerintah. Kolonel Pol Tawee mengatakan polisi Indonesia menangkap Chaowalit di Bali, pada Kamis (30/5) kemarin.
Kolonel Pol Tawee bersama Kepolisian Thailand, pejabat dari Departemen Pemasyarakatan, Kantor Badan Pengawasan Narkotika, Departemen Investigasi Khusus dan Jenderal Niphat Thonglek, penasihat perdana menteri, bertolak ke Jakarta untuk menjemput Chaowalit.
Menteri Kehakiman Kolonel Tawee sendiri telah berbicara dengan Chaowalit melalui sambungan video call.
“Saat video call, Chaowalit mengaku terpojok. Saya menyuruhnya masuk ke sistem peradilan dan saya akan menjamin keselamatannya,” kata Kolonel Tawee, dilansir Bangkok Post, Jumat (31/5).
Di sisi lain, Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri Irjen Krishna Murti juga membenarkan penangkapan Chaowalit tersebut.
Hanya saja, Krishna Murti tak berbicara banyak terkait penangkapan Chaowalit ini dan menyampaikan hal ini akan dirilis oleh Bareskrim dan otoritas Thailand sesegera mungkin.
“Ya, benar. WN Thailand atas nama Chaowalit Thongduang, buron nomor 1 dari Thailand, berhasil ditangkap oleh Polri di Bali. Yang bersangkutan adalah buron otoritas Thailand. Untuk detailnya nanti akan disampaikan oleh Kabareskrim dalam rilis khusus bersama pihak Thailand” kata Irjen Krishna saat dihubungi wartawan, Jumat (31/5).
Foto: Chaowalit buronan Thailand saat ditangkap di Bali, Kamis, 30 Mei 2024. (dok istimewa)
|
Kasus Chaowalit
Chaowalit merupakan narapidana di Thailand yang melarikan diri. Dia menjalani hukuman karena percobaan pembunuhan dan menghadapi berbagai tuntutan pidana lainnya termasuk pembunuhan dan kepemilikan senjata api.
Chaowalit sempat jatuh sakit ketika dipenjara hingga ia dilarikan ke rumah sakit. Namun, pada 22 Oktober 2023 dia melarikan diri dari Rumah Sakit Maharaj Nakhon Si Thammarat setelah dibawa ke sana untuk perawatan gigi.
Polisi melacaknya hingga ke tempat persembunyiannya di pegunungan Banthad di Trang pada tanggal 8 November. Baku tembak pun terjadi namun dia berhasil melarikan diri lagi ke daerah pegunungan yang melintasi provinsi Phatthalung, Trang dan Satun.
Meskipun terjadi perburuan besar-besaran, narapidana tersebut berhasil menghindari penangkapan. Belakangan dikabarkan, ia diyakini meninggalkan Thailand dengan speedboat dari Satun.
Selama pelariannya itu, Chaowalit merilis sejumlah video yang mana dirinya mengaku telah diperlakukan tidak adil. Dia mengklaim dia adalah satu-satunya orang yang dihukum karena kejahatannya meskipun banyak tersangka lain yang terlibat.
Dia juga mengklaim permohonan jaminannya dalam kasus pembunuhan yang tertunda belum ditangani secara adil, namun hal ini dibantah oleh Menteri Kehakiman.
Pada tanggal 25 Desember, Chaowalit dijatuhi hukuman penjara seumur hidup secara in absensia karena percobaan pembunuhan. Hukuman tersebut bermula dari penembakan di sebuah restoran di distrik Muang, Phatthalung, pada 9 September 2019.
Dia didakwa berkolusi dengan empat orang lain untuk mencoba membunuh seorang asisten pengadilan. Kelimanya dijatuhi hukuman seumur hidup.
Bagaimana pelariannya di Indonesia? Simak di halaman selanjutnya…..