Jakarta –
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespons batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. AHY mengaku menyayangkan terjadi pembatalan tersebut.
“Harusnya tidak seperti ini. Saat ini kita malu di dunia internasional. Kita patut bertanya kepada pemerintah sekarang, kenapa ini bisa terjadi. Padahal ada ruang untuk berdiplomasi, mengantisipasi dan mengkomunikasikannya. Nama baik dan reputasi kita di dunia internasional dipertaruhkan,” kata AHY dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).
Menurut dia, seharusnya jika ada keberatan mengenai kehadiran tim Israel di Piala Dunia dapat dibicarakan jauh sebelum Indonesia dijadikan tuan rumah. Dia menyesalkan keributan kehadiran tim Israel justru terjadi setelah Indonesia menjadi tuan rumah.
“Ke mana saja selama ini? Padahal ada ruang untuk berdiplomasi. Lagi-lagi, di ujung-ujung jelang perhelatan tiba-tiba masing-masing punya suaranya, tidak bisa didisiplinkan. Ini berdampak pada nama baik negara,” ujarnya.
AHY menilai banyak kerugian yang dialami Indonesia akibat dampak dari pembatalan tersebut. Baik kerugian materiil maupun buruknya citra Indonesia di mata dunia.
“Betapa kecewanya atlet-atlet kita, jangankan atletnya, keluarganya, kita semua sebagai suporter dan sebagai penggemar sepak bola nasional juga pasti tidak terima begitu saja,” ungkap dia.
“Ini kan semua sudah diperbaiki nih, sudah disiapkan, itu uang siapa? Uang negara, uang siapa itu? Uang rakyat. Jadi rugi lagi kita, udah berapa stadion Indonesia yang dipersolek supaya jadi, supaya pantas dan siap menjadi tuan rumah tadi. Ya bukannya sia-sia, tapi itu kan dipersiapkan untuk perhelatan akbar dunia,” ujar AHY.
Lebih lanjut, AHY mengatakan Indonesia tentunya ingin memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Namun, menurutnya, perjuangan dan solidaritas Indonesia untuk Palestina tersebut, dapat ditempatkan dengan semestinya.
“Jangan campur adukkan. Forumnya tidak sama, kita punya banyak forum lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Ada namanya PBB, Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations, yang setiap tahun menggelar Sidang Umum PBB atau UN’s General Assembly (GA). Kalau mau disampaikan di situ,” kata dia.
“Tapi sudah berapa kali GA, sekalipun pemimpin kita tidak datang ke sana. Sekali lewat zoom ketika pandemi, selebihnya ya tidak datang. Padahal itu adalah forum yang baik untuk menyuarakan isu-isu dunia tadi, maupun ada forum-forum multilateral lainnya,” ujar AHY.
AHY juga mengimbau untuk tidak mencapuradukkan politik dengan olahraga. Sebab, menurutnya, kedua hal itu merupakan dua hal yang berbeda.
“Kalau PSSI dijadikan alat politik, nggak akan benar sepak bola kita. Nggak hanya sepak bola, semua olahraga,” kata AHY.
“Jadi saya berharap, kita semua bermohonlah kepada mereka yang mengurusi itu semua, pemerintah kita, pemimpin kita, ya benar-benar menata ini dengan baik. Jangan pakai agenda politik, jangan pakai tujuan untuk meningkatkan elektabilitas,” imbuh dia.
(amw/gbr)